RSS

JAKARTA LAUTAN OJEK DAN SEWA MOBIL ONLINE

  Saat tulisan ini di muat di blog, mungkin saya dan kawan-kawan sekalian yang biasa bepergian dari satu tempat ke tempat lain di Jakarta sudah cukup mengenal jasa Ojek Online (Gojek, Grabbike dll) dan jasa Sewa Mobil Online (Uber, Grabcar dll). Untuk kawan-kawan pembaca yang belum mengenal layanan ini, mungkin bisa google terlebih dahulu atau berbincang langsung kepada pihak lain yang biasa menggunakan jasa ini.

Saya pribadi dan teman-teman di sekitar saya merasa sangat terbantu dengan kehadiran jasa ini baik untuk beraktifitas pulang pergi dari tempat tinggal menuju tempat kerjaUber di hari Senin sampai Jumat maupun untuk beraktifitas pada akhir Minggu. Perasaan sangat terbantu ini terutama karena dari dulu saya beraktifitas dari Senin sampai Minggu PBGnd19Llamenggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor dan kendaraan umum yang hanya sesekali saya gunakan (saya benci sekali dengan kopaja karena kalau duduk di kursi lututnya mentok ke kursi depan dan harus berurusan dengan peminta-minta yang mengaku baru keluar dari penjara). Dan sekarang saya tidak harus mengorbankan kenyamanan terlalu banyak karena layanan ini menggunakan mobil atau motor pribadi yang terawat.

Ya mungkin saya termasuk golongan yang manja, tapi kalau terpaksa ya dijalanin juga. Salah satu alasan saya menjadi sering menggunakan jasa ini adalah kemacetan di Jakarta yang semakin lama semakin tidak masuk akal dan juga harga sewa parkir gedung perkantoran yang umumnya saat ini mencapai angka Rp 5000,- per jam untuk mobil dan Rp 2000,- per jam untuk sepeda motor (mohon bantuannya untuk koreksi apabila salah).

  Nah, dengan kondisi seperti ini tentunya ongkos yang saya harus alokasikan setiap harinya akan sangat besar hanya untuk biaya parkir. Jadi, tentunya ini akan sangat mengurangi pengeluaran saya dan juga orang-orang lain yang berpikiran sama dengan saya dan tentunya akan mengurangi kemacetan di Jakarta… Kan?

Tapi bukankah berarti permintaan akan jasa ojek online dan sewa mobil online di Jakarta akan semakin tinggi? Ini hanya pendapat dari hasil keresahan saya tanpa didukung bukti konvoi 1000 gojekpenelitian apapun, tapi bukankah ini berarti Jakarta akan tetap mengalami kemacetan yang luar biasa dan bahkan akan semakin macet? Hanya saja kemacetan ini asalnya bukan (hanya) dari kendaraan milik pribadi tetapi juga Ojek Online dan Sewa Mobil Online?

Entahlah, mungkin saya terlalu khawatir tapi yang jelas saya sangat menikmati layanan sejenis ini walaupun akan semakin memperparah kemacetan 2 atau 3 tahun dari sekarang.

 
1 Comment

Posted by on February 20, 2016 in Urban, Work

 

Tags: , , , , , , , ,

Berkendara Dengan Aman di Belakang Motor Bagian I

Di Jabodetabek, kita sering sekali mendengar keluhan pengendara motor begini, pengendara motor begitu. Gw sendiri sebagai pengguna jalan dengan mengemudikan motor ataupun mobil sedikit banyak cukup mengerti darimana keluhan-keluhan semacam ini berasal. Bila para pengemudi motor yang salah dan menyebabkan kita sebagai pihak lain menabraknya sehingga terjadi kecelakaan, sudah pasti bahwa kita yang akan disalahkan. Terutama hal ini jika disaksikan orang-orang sekitar yang punya kecenderungan membela pengendara motor atas nama solidaritas apapun kejadiannya. Solidaritas yang salah menurut gw.

Melihat hal ini, gw yang punya hobi mengamati ini ingin sekedar berbagi bagaimana agar lebih berhati-hati saat berkendara di belakang motor karena apapun yang terjadi pengendara mobil lah yang salah. Di bagian pertama ini, gw khusus ingin membahas tips berhati-hati berkendara di belakang motor dilihat dari sang pengemudi motornya.

ilustrasi

ilustrasi

Saat melihat pengemudi motor dari belakang, biasanya yang paling pertama gw perhatikan adalah jenis kelamin pengendaranya. Bila pengendaranya adalah Ibu-Ibu, apapun yang terjadi lebih baik salip dan tinggalkan secepat mungkin. Inipun tanpa menimbang fakta apakah si Ibu tersebut memakai helm atau tidak. Jika tidak memungkinkan menyalip Ibu-ibu tersebut karena cara mengemudinya kiri-kanan kiri-kanan ibarat dia adalah pemilik dunia, lebih baik hindari dan cari jalan lain. Hindari menggunakan klakson karena kemungkinan Ibu-ibu tersebut akan kaget dan hilang keseimbangan. Bila tidak berhasil menyalip atau mencari jalan lain, harap bersabar dengan ikhlas mengemudi di belakangnya dan gw akan mengutip ungkapan yang terkenal: “Sori, lo apes.”.  Bila pengendaranya wanita muda, cukup salip secepatnya apapun yang terjadi.

ilustrasi Apabila jenis kelaminnya pria, maka cobalah perkirakan umur si pengendara. Jika pengendara terlihat seperti di bawah umur (kakinya nyaris sampai ke footstep motor), maka segera salip atau klakson terlebih dahulu. Tidak perlu sampai mencari jalan lain, karena pengendara motor ini biasanya baru belajar. Adapun jika mereka termasuk golongan yang kesal karena diklakson, biasanya setelah diklakson mereka akan ngebut dan bernafsu meninggalkan kita. Yang penting, klakson dulu. Inipun tanpa mempertimbangkan apakah si anak tersebut mempergunakan helm atau tidak.

Bila pengendaranya adalah pria dewasa, pertama-tama coba cek apakah orang tersebut menggunakan helm atau tidak. Bila tidak menggunakan helm dan mengendarai motornya di jalan besar, segera salip dan tinggalkan. Sebisa mungkin klakson tapi secukupnya. Karena golongan ini kalau diklakson hanya akan marah tapi belum tentu mau minggir atau mengemudikan motornya dengan lebih cepat. Tidak perlu sampai mencari jalan lain. Bila menggunakan helm, pengemudi golongan ini relatif paling aman. Karena pemakaian helm adalah tanda dia perduli. Minimal terhadap keamanan dirinya sendiri.
I'll Be Back

Dan yang terakhir adalah bila pengendaranya pria lanjut usia. Tidak perlu melihat lagi apakah orang tersebut menggunakan helm atau tidak. Bahkan sepertinya penggunaan klakson sebaiknya dihindari karena ada kemungkinan orang tersebut tidak mampu mendengarkan dengan baik dan bahkan cenderung kaget dan hilang keseimbangan bila diklakson. Sebisa mungkin disalip atau mencari jalan lain. Jika terpaksa mengemudi di belakangnya: Sori, lo apes.”.

Sekian dulu untuk postingan bagian pertama tentang berkendara dengan aman di belakang motor. Gw ga ada maksud mendiskriminasi, tapi kadang lebih baik berhati-hati.

 

 
Leave a comment

Posted by on November 10, 2014 in Urban

 

Tags: , , , , , , ,

Bima X: A Second Chance

Bima X

New Form

 

Setelah penantian beberapa bulan, dari pengumuman adanya film yang menjadi “inter-quel” atau apapun istilahnya, setelah asumsi sana-sini, maka resmi sudah hari ini pada tanggal 07 September 2014 gw sudah menonton Bima X: New Beginning. Hasil penantiannya: Mixed Feelings. Di tulisan ini gw pengen membahas hal-hal yang mencolok. Terutama yang jelek. Kalau tidak dibahas di sini itu berarti bagus atau masih dapat gw toleransi.

Peringatan: Tulisan di bawah ini sedikit banyak mengandung spoiler. Mohon maaf untuk yang kurang berkenan.

Untuk sebuah tokusatsu, tentu saja gw pribadi berharap akan adanya sebuah “opening” (video pembuka yang diiringi OST) tapi ternyata bagian Openingnya menggunakan potongan video klip dari Bima Satria Garuda dari season 1 yang dibuat stylenya seperti komik.

Hal ini mengubur perdebatan band apa yang terpilih menjadi pengisi OST sebagai opening dari Bima X dimana sebelumnya spekulan berpendapat yang terpilih adalah Jellyfish dengan lagunya Next Stage tapi memang karena ini sebuah movie jadi opening tidak ada. Lalu layaknya sebuah movie, langsung mulai ke bagian filmnya.

Azazel. Pic courtesy of jkt48stuff

Azazel. Pic courtesy of jkt48stuff

Yang pertama gw kepengen ngebahas adegan pembuka di mana Rei dan kawan-kawan sengaja mengunjungi  Candi CGI dan masuk di dalam gua atau studio yang dibuat seperti gua(?) karena mereka mungkin sedang tidak ada pekerjaan atau bengkelnya libur.

Di sini gw hampir ga ngerti apa yang mereka omongin. Antara terlalu banyak efek gema atau memang mixing yang diburu-buru. Lalu adegan berikutnya adalah terjadi gempa dan layar dipenuhi oleh debu dan asap CGI. Lalu Naga. Pas dishoot kepalanya itu mirip-mirip sama naga indosiar. Tapi pas adegan naganya nabrak si Rei, keliatan itu CGI dan bagus. Jadi sedikit timpang.

Setelah itu adegan beralih kembali ke Jakarta. Di sini kita bisa melihat rumah baru yang lebih luas yang ditempati keluarga Iskandar. Meminjam istilahnya Rindra @ponakannyaom, kini mereka telah tajir melintir. Maka seharusnya sudah jelas bahwa Rei dan Reza tidak perlu bekerja dan tinggal berkeliling kota dengan motor mereka untuk berpatroli mencari monster.

Yang  kedua, gw pengen ngebahas angle-angle camera yang digunakan

Dari adegan fighting yang pertama kita udah bisa liat bahwa shoot-shoot yang digunakan itu sudah berbeda dengan Bima Satria Garuda. Walaupun masih ada beberapa adegan yang gw kurang setuju dimana kalo adegan action di close-up cenderung goyang-goyang kameranya. Untuk yang Season 1, adegan fighting yang paling terlihat kameranya goyang-goyang adalah adegan yang melibatkan topeng besi selain dari episode 2.

Yang ketiga, gw pengen ngebahas penggunaan BGM atau Background Music

Untuk poin ini gw cukup seneng karena di setiap adegan ada background musicnya sesuai dengan situasi.  Jadi bisa membangun dan mengatur mood penonton harus gimana. Singkat aja. Ini keren dan lo mesti “rasain” sendiri.

Yang ke empat, masih seputar suara

Gw pengen ngomentarin masalah suara. Balik lagi ke poin pertama dialog yang terjadi di gua, itu suaranya bergema parah, tidak jelas yang diomongin. Ada juga yang pas sebelum bertempur, suara Rei  dan Reza sering mendem. Yang paling parah, di bagian akhir pas berubah pertama kali jadi Bima X itu suara Rei mendem dan cenderung tidak kedengeran.  Padahal seharusnya bagian itu menjadi scene yang paling berkesan di film ini.

Selain itu juga ada sound effect pertempuran. Walau sejauh ini gw tidak menemukan sound effect footstep ala Resident Evil, tapi sound effect gerakan-gerakan silat masih tetep dipake. Untuk Sound secara keseluruhan gw cukup kecewa karena untuk sekelas movie, ini kurang banget.

Yang terakhir, Visual Effect

Visual Effect terlihat sudah ada peningkatan kualitas CGI dari Bima Satria Garuda. Namun, masih ada efek asap dan debu yang selalu beterbangan berlebihan di layar. Padahal monsternya gak lagi dalam keadaan berantem. Mungkin ini semacam idealisme yang mau dipertahankan untuk tokusatsu ala Indonesia. Jadi kalo ada orang nanya, mana konten lokalnya? Tuh, efek debu sama asep yang terus-terusan Menuhin layar kayak di sinetron laga lokal. Kan nggak ada di Kamen Rider.

Di luar kelima elemen ini sebenarnya masih ada beberapa hal yang layak dibahas terutama dari sisi cerita, namun gw merasa untuk movie ini cerita nomer kesekian karena gw pribadi terbuai dengan visual dan background musicnya. Bagaimana menurutlo?

Kyodai

 

 

 
3 Comments

Posted by on September 7, 2014 in Entertainment

 

Tags: , ,

Sukses Karena Dendam?

Sukses!Sukses karena dendam, sebuah kalimat yang menggelitik gue (tanpa ketawa) yang keluar dari ucapan seorang penyiar bernama Erlan Dwi Anto (@erlandwianto) dari acara radio bernama Sound Of Spirit yang gw dengarkan hampir setiap pagi semenjak dari tahun 2004. Mungkin boleh dibilang acara siraman rohani islam, acara motivasi dan juga yang lain-lain.

Ali bin Ibrahim Al-NaimiSukses karena dendam, beberapa orang yang gw kenal juga berhasil meraih kesuksesan akibat kekecewaan mungkin akibat disakiti di masa lalu. Dan sebelum menulis ini, gw juga sempet menemukan postingan “Dendam Positif” di blog lain. Layak dibaca.

Yang masih membingungkan jika motivasi untuk maju lahir dari dendam, apakah nanti di saat sukses dia akan tidak bersyukur dan menginjak orang lain sebagai batu loncatan kesuksesannya lebih lanjut?

Setiap kali gw ngeliat ungkapan “It’s always been me vs the world from day 1”, gw selalu berpikir “Whatever happens with God?”
Mungkin kalau sudah sampai ke ranah agama, itu kembali lagi ke kepercayaan masing-masing. I don’t know, Menurutlo sendiri gimana?

 
1 Comment

Posted by on December 23, 2011 in Psychology, Work

 

Tags: , ,

Indonesia Butuh Superhero?

Spiderman   Menurut Wikipedia (kurang lebih): Superhero adalah karakter tipikal yang melindungi publik. Biasanya para superhero ini memiliki ciri umum seperti memiliki kemampuan super/berbeda, peralatan khusus, kode etik moral yang kuat dan identitas rahasia.

Umumnya kita bisa liat para superhero luar negeri melalui media komik, film dsb seperti Superman, Spiderman, Kamen Rider. Bagaimana dengan superhero lokal seperti Gundala, Caroq dll?

 

  Yang gue tau, komik superhero lokal sudah tidak ada atau kalaupun ada relatif lebih sulit didapat dan hampir tidak menyentuh media mainstream. Apalagi filmnya. Yang gue tau itu, film Gundala Putra Petir di tahun 1982 (dimana gue sendiri belum lahir).
Kenapa gue ngomong Indonesia butuh superhero? Seperti lo tau sendiri, keadaan negara kita saat ini kurang baik. Korupsi menjadi suatu hal yang dimaklumkan, premanisme dari level bawah sampe tingkat pemerintahan. Banyak ‘value’ yang menurut gue kurang baik.

‘Value’ yang didapat dari manusia itu terutama didapat dari lingkungan sosialisasi primer yaitu orang tua, teman-teman. Di kala seorang anak bertumbuh dewasa, dia butuh seorang idola/role model. Menurut pendapat pribadi gue, jika seorang anak tumbuh dewasa dengan role model superhero yang memiliki kode etik moral yang kuat sedikit banyak akan mempengaruhi bagaimana si anak akan bertindak. Memang tidak salah jika si anak tumbuh dengan role model superhero luar negeri. Mereka juga memiliki kode etik moral yang kuat. Tetapi bukankah  alangkah baiknya jika cerita superheronya lebih dekat ke kehidupan kita sehari-hari? Selain bisa menghidupkan komik/perfilman nasional, kita lebih bisa ‘relate’ dengan cerita/pesannya sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Mungkin ini hanya sekilas pikiran dari seorang penggemar superhero saja yang mau dishare. Mungkin ada pendapat/masukkan lain, silakan saja 🙂

 
3 Comments

Posted by on July 27, 2011 in Psychology

 

Tags: , ,

Museum itu tidak menarik!?

Gw punya kebiasaan setiap minggu malem suka lempar topik di twitter. Untuk minggu kemaren, yang gw lempar kurang lebih “Menurutlo kenapa orang kurang suka pergi ke museum?” Dan kurang lebih gw mendapat jawaban sebagai berikut:

@RyanValentinus : Pemerintah ga perhatian. Daripd kerjaannya blokir situs. Mending bikin promo lewat social media. Biar menarik!
@sillymell : museum sekarang kalo weekend rame banget loh. Buat kepentingan foto-foto tapi bukan karena sejarahnya 😀
@HenrioRespati : di Inggris museum gratis, dan tampilannya kaya mall, jadi byk org tertarik jalan2 ke museum
@eggyama : museum sepi karena pengenalan museum sejak dini sudah semakin berkurang. Selain itu, sosialisasi promosi sangat kurang
@kinantii : Ga banyak orang yg diajak ke museum mau, gue pernah ngajak temen2 ke lubang buaya malah diketawain masa -_-”
@mbakrena : krn tiket masuknya terlalu murah. Jadi ga keliatan berkelas.
@kinantii : Dan museum kan ga ngasih sesuatu yg baru terus, jadi orang dateng sekali ya ga dateng lagi. Udah tau isinya ya udah
@kinantii : Kalo mnurut gue, ke museum itu balik ke minat masing2. Kalo kita mau tau ttg sejarah, tetep didatengin.
@babyblaze021 : Menurut saya jalan2 ke museum itu romantis 🙂
@msinbetween : kurang terawat dan kurang diexpose padahal museum ga kalah seru sama mall 😦
@DeeAprilia : Selama ini museum identik dgn gelap,debu,ga terawat
@indahsukma_ : Kurang promosi, minim hiburan, dan jumlahnya yang ga sebanyak mall.
@Sylvia_FF : Karena kurang promosi ga kayak perumahan2 ato mal2 baru yg selalu ada iklannya di tv
@nickoakbar : karna menurut mereka ke museum itu cuman buat pas study tour doang.
@MutiaWardani : Soalnya museum yg ada sekarang kemasannya masih boring dan beberapa cuma bisa dimasukkin sama rombongan
@sillymell : Karena ruangnya yang ‘spooky’ dan kurang pencahayaan. Harusnya ber-AC dan terang seperti Museum Wayang.
@supersakid : pemerintah kurang maksimalin potensi dan ga ngerubah konsep museum yang udah ketinggalan zaman. Kurang promosi juga
@tirzathe3rd : anggapan orang kurang menarik, mall lebih baik, sejarah gak asik.
@ilhamaji : menurut gue dikarenakan sudah banyak Mall yang lebih banyak hiburannya 😀
@uneeadisti : Yg paling gampang, karena museum (masih) diidentikkan dengan yg nerdy2. Most people think being a nerd is not “cool”

Kesimpulan sementara yang gw dapet, bahwa seringkali kunjungan ke museum itu sifatnya “diwajibkan” entah dari orang tua atau dari pihak sekolah. Seperti tidak ada daya tarik yang lain. Kalo menurutlo gimana?

 
1 Comment

Posted by on May 27, 2011 in Urban

 

Tags:

Job: Passion vs Survival

Everybody talks about working on your passion nowadays. How many of you working just to survive?

Sebuah pertanyaan ini menempel di otak gue dimana salah satu radio yang rutin gue dengerin. “Work for your passion, and the money will follow”, kurang lebih begitu deh. Maaf kalo kurang-kurang sedikit taglinenya. Gw pernah liat survey dimana gitu, kalo orang-orang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya terlebih-lebih lagi tidak sesuai dengan passionnya.

All we used to understand that we work for our better future

Konsep Work Your Passion ini boleh dibilang “Relatif” baru. Mungkin nggak baru-baru amat, karena sudah jalan beberapa tahun. Gue sendiri sebagai kelahiran tahun 80-an dengan background keluarga yang bermental kapitalis sudah ditekankan dari kecil bahwa bekerja untuk pengembangan diri dan juga ujung-ujungnya nyari duit 🙂

As the availability for cheap internet data plan increased, twitter didn’t only belong to upper and middle class…

Karena gue ngelempar pertanyaan yang paling awal tadi di twitter, sudah pasti ada beberapa respon. Temen twitter gue, salah satu blogger, konsultan IT dan juga penulis buku; Isman H Suryaman (@ismanhs) berpendapat bahwa secara logika kalo orang bekerja untuk survive pasti tidak akan punya waktu untuk menggunakan twitter.

Di sini yang saya sebenernya kurang setuju (maaf, ya kang hehe). Saat ini teknologi ponsel boleh dibilang kebutuhan sekunder bahkan primer untuk para pekerja terutama di kota-kota besar. Terlebih lagi harga dari ponsel yang sudah terjangkau. Selain harga ponsel yang terjangkau, para penyedia layanan telekomunikasi saat ini sedang berlomba-lomba menyediakan layanan internet murah dengan menampilkan logo seperti Facebook, Twitter, YM dan seterusnya.

Ultimately, we work for a living. Not all people got lucky working things that they love

Maksud gue bukan mau ngajak orang pesimis, jika lo mempunyai sebuah ‘dream job’ maka kejarlah sebisa mungkin. Jika gagal atau terpaksa bekerja di bidang yang mungkin bukan passion lo tapi halal dan bisa mencukupi kebutuhan hidup, maka tidak ada salahnya dijalani. Mengutip kalimat siapa (gw lupa)

“If you cannot do things that you love, love the things you do and be grateful”


 
9 Comments

Posted by on May 10, 2011 in Work

 

Tags: , , ,

MRT untuk Jakarta

Apakah program MRT akan berhasil di Jakarta? Menurut pendapat pribadi gw, tidak!

Kebanyakan pengguna jalan di Jakarta ini adalah golongan pekerja, dan sebagian lain adalah anak sekolah, kuliah dll. Para pengguna jalan ini menggunakan 2 cara: angkutan umum dan kendaraan pribadi. Kita para pengguna jalan ini sering mengeluhkan macet. Kecuali mungkin para pengguna kereta api yang memiliki kendala jadwal kereta yang telat atau pengalihan jalur dan juga pengguna Trans Jakarta yang mengeluhkan kurangnya armada bus.

Solusinya? Gunakan kendaraan umum. Begitu kata orang-orang.
Gw sendiri dari kalangan pekerja kadang merasa naik angkutan umum biayanya akan lebih mahal daripada memiliki kendaraan pribadi sendiri. Yang gw maksud di sini adalah sepeda motor. Mungkin lo bisa liat sendiri, BANYAK SEKALI sepeda motor yang menguasai jalanan di Jakarta ini.

Mengapa orang memilih menggunakan sepeda motor?
Gw mencoba melihat dari 2 sisi: Finansial dan Psikologis.
Finansial? Jelas, bahwa konsumsi bensin sepeda motor sangat hemat dibandingkan biaya menggunakan kendaraan umum. Di bawah ini gambar tabel konsumsi bensin sepeda motor dari blog http://ridertua.wordpress.com

Dari sisi psikologis? Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang senang memegang kendali atas sesuatu. Minimal kendali atas hidupnya sendiri.

Kalo gw punya motor sendiri, gw bisa “mengendalikan” sendiri nasib gw sampe ke tempat yang dituju dan lebih cepat sampai. Padahal sih belum tentu juga. Tapi ada perasaan “berkuasa” itu. Dan tadi sempet ada yang nyeletuk ke gw di twitter. “Kalo MRT biayanya Rp. 1000, gimana?”. Gw ngejawab, “tetep bukan gw yang nyetir” 😀

Kalo ngomongin MRT, sebenernya Kereta dan Trans Jakarta itu sudah merupakan MRT. Tapi tetep banyak orang yang nggak mau naik itu dengan berbagai alesan.
Jadi, menurut gw kalo MRT mau sukses? Ya harus dipaksa… Tapi bentrok dengan Hak Asasi Manusia atau enggak?

 
3 Comments

Posted by on April 19, 2011 in Urban

 

Tags: , , ,

Astuti The New Version

Pagi ini, gw mendapat pertanyaan dari temen gw Handy di twitter (@ramadhanhandysv) tentang apakah gw udah liat video klip “Astuti” di Youtube. Memang beberapa hari yang lalu, gw udah baca di twitter tentang peredaran video klip ini tapi memang kebetulan gwnya lagi agak males dan capek(padahal gak ngapa-ngapain) buka.

Si Handy ini ngotot supaya gw buka. Katanya dijamin ketawa. Buka deh gw jadinya video klip tersebut…

Setelah gw nonton, ngerasa aneh. Antara mau ketawa dan nggak nyaman. Gw bukannya mau sok ngenilai karena gw sendiri bukan musisi maupun videografer, tapi menurut lo gimana?

 
5 Comments

Posted by on April 18, 2011 in Music

 

Tags: ,

Lagu Anak-Anak

Saat ini saya agak sedih melihat kenyataan di masyarakat dimana anak-anak menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Tanpa ada maksud menyinggung musik yang anak-anak itu nyanyikan.

Mungkin musik mereka bagus dan nyaman didengar, tapi ada beberapa lirik yang menurut saya kurang tepat kalau dinyanyikan anak-anak. Oleh karena itu saya iseng-iseng membuat “Remix” dari salah satu lagu anak-anak yang populer jaman saya kecil dan pernah dipopulerkan juga oleh trio Warkop DKI yaitu lagu Burung kakaktua. Memang musik ini masih “kosong” atau hanya berupa beat saja. Jika ada penyanyi atau rapper yang mau mengisi lagu ini saya persilakan 🙂

Bisa download dari halaman Reverbnation saya di:

http://www.reverbnation.com/opas

atau langsung download di:

http://tinyurl.com/kakaktua

 
6 Comments

Posted by on February 25, 2011 in Music