Saat tulisan ini di muat di blog, mungkin saya dan kawan-kawan sekalian yang biasa bepergian dari satu tempat ke tempat lain di Jakarta sudah cukup mengenal jasa Ojek Online (Gojek, Grabbike dll) dan jasa Sewa Mobil Online (Uber, Grabcar dll). Untuk kawan-kawan pembaca yang belum mengenal layanan ini, mungkin bisa google terlebih dahulu atau berbincang langsung kepada pihak lain yang biasa menggunakan jasa ini.
Saya pribadi dan teman-teman di sekitar saya merasa sangat terbantu dengan kehadiran jasa ini baik untuk beraktifitas pulang pergi dari tempat tinggal menuju tempat kerja di hari Senin sampai Jumat maupun untuk beraktifitas pada akhir Minggu. Perasaan sangat terbantu ini terutama karena dari dulu saya beraktifitas dari Senin sampai Minggu menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor dan kendaraan umum yang hanya sesekali saya gunakan (saya benci sekali dengan kopaja karena kalau duduk di kursi lututnya mentok ke kursi depan dan harus berurusan dengan peminta-minta yang mengaku baru keluar dari penjara). Dan sekarang saya tidak harus mengorbankan kenyamanan terlalu banyak karena layanan ini menggunakan mobil atau motor pribadi yang terawat.
Ya mungkin saya termasuk golongan yang manja, tapi kalau terpaksa ya dijalanin juga. Salah satu alasan saya menjadi sering menggunakan jasa ini adalah kemacetan di Jakarta yang semakin lama semakin tidak masuk akal dan juga harga sewa parkir gedung perkantoran yang umumnya saat ini mencapai angka Rp 5000,- per jam untuk mobil dan Rp 2000,- per jam untuk sepeda motor (mohon bantuannya untuk koreksi apabila salah).
Nah, dengan kondisi seperti ini tentunya ongkos yang saya harus alokasikan setiap harinya akan sangat besar hanya untuk biaya parkir. Jadi, tentunya ini akan sangat mengurangi pengeluaran saya dan juga orang-orang lain yang berpikiran sama dengan saya dan tentunya akan mengurangi kemacetan di Jakarta… Kan?
Tapi bukankah berarti permintaan akan jasa ojek online dan sewa mobil online di Jakarta akan semakin tinggi? Ini hanya pendapat dari hasil keresahan saya tanpa didukung bukti penelitian apapun, tapi bukankah ini berarti Jakarta akan tetap mengalami kemacetan yang luar biasa dan bahkan akan semakin macet? Hanya saja kemacetan ini asalnya bukan (hanya) dari kendaraan milik pribadi tetapi juga Ojek Online dan Sewa Mobil Online?
Entahlah, mungkin saya terlalu khawatir tapi yang jelas saya sangat menikmati layanan sejenis ini walaupun akan semakin memperparah kemacetan 2 atau 3 tahun dari sekarang.